YangDimaksud Dengan Susunan Atau Letak Objek Gambar Pada Bidang Berikut ini adalah gambar fase pembelahan sel yang terjadi secara mitosis. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Postingan ini membahas contoh soal letak titik berat bidang homogen seperti bidang gabungan persegi panjang dan segitiga yang disertai pembahasannya atau 31 Objek tampil secara penuh pada foto dan membentuk segitiga disebut A. Rule Of Diagonal B. Diferensiasi C. Rule Of Center D. Triangle Pattern 32. Ada berapa kriteria yang biasanya memenuhi Rule Of Center A. 3 B. 2 C. 4 D. 5 33. Derajat atau kedudukan kamera terhadap objek adalah A. Low Angle B. Angle Kamera C. Eyes Level D. High APengertian. Keladi merupakan sekelompok tumbuhan dari genus Caladium (suku talas-talasan, Araceae). Dalam bahasa sehari-hari keladi kerap juga dipakai untuk menyebut beberapa tumbuhan lain yang masih sekerabat namun tidak termasuk Caladium, seperti talas (Colocasia). Keladi sejati jarang membentuk umbi yang membesar. objekpengamatan metode dan media komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan from MNJ PHK101 at Airlangga University Tentukanjenis segitiga yang mempunyai panjang sisi segitiga sebagai berikut! b. 5 cm, 5 cm dan 5 cm . EL. E. Lestari. Master Teacher. pasangan sisi 5 cm, 5 cm dan 5 cm membentuk segitiga lancip. Pembahasan. Pada segitiga dengan sisi 5 cm, 5 cm, dan 5 cm, diperoleh bahwa KELVINMETERKetika membentuk exposure secara manual dengan segitiga eksposur (shutter speed, aperture, ISO) maka kekuatan eksposur tersebut akan tampil pada lightmeter. Jadi, dengan lightmeter bisa mengetahui kadar cahaya yang diterima oleh kamera sebelum pemotretan. 1 Siapkan foto yang akan dijadikan Vector 2. Siapkan Pallet warna jika diperlukan 3. Buka aplikasi CorelDRAW terlebih dahulu 4. Buat sebuah lembar kerja baru (New Document) 5. Masukkan gambar kedalam lembar kerja. Bisa dengan menggunakan 2 cara : a. Melalui File > Import > pilih Foto b. Langsung Drag dan Drop ke lembar kerja CorelDRAW 6. B menghasilkan cahaya yang hangat C. menghasilkan cahaya soft . D. menghasilkan cahaya cross . E. menghasilkan cahaya latar RFMk. Admin June 8th, 2020 0 comments Artikel Banyak orang sering kali menghasilkan gambar yang pencahayaannya terlalu terang atau gelap. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut dapat timbul karena belum menguasai atau kurang tepat dalam mengatur cahaya yang dikenal dengan istilah segitiga exposure atau segitiga pencahayaan pada kamera yang digunakan. Segitiga exposure adalah komposisi tiga elemen dasar dari pencahayaan dalam bidang fotografi. Segitiga pencahayaan tersebut terdiri dari ISO, Shutter Speed dan Aperture/Diafragma. Masing-masing elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain terhadap cahaya yang masuk kedalam lensa dan sensor kamera untuk menghasilkan sebuah gambar/foto. Berikut ulasan mengenai ISO, Shutter speed dan aperture. Gambar pinterest ISO adalah tingkat kepekaan sensor kamera terhadap cahaya. ISO biasa diawali dari angka 100 atau bisa dibawahnya, 200, 400, 800 dst. Semakin rendah angka ISO, akan semakin kecil pula sensor kemera menerima cahaya yang masuk. Sebaliknya, semakin tinggi angka ISO yang dihasilkan, akan semakin besar sensor kamera menerima cahaya yang masuk, yang berarti semakin tinggi iso maka gambar akan semakin terang. Namun hal ini dapat menimbulkan bintik-bintik pada foto yang dihasilkan, jadi perlu diperhatikan lebih teliti dalam membidik dan mengaturnya. Foto I-FOTOGRAFI/Kamilah emiliah Foto I-FOTOGRAFI/Kamilah emiliah Shutter Speed adalah unsur yang menentukan kecepatan membuka tutup sensor kamera dan seberapa lama merekam cahaya yang masuk. Ditandai dengan 1/angka dan kecepatannya diukur dalam satuan detik 1/25, 1/50, 1/100 dst. Foto I-FOTOGRAFI/Kamilah emiliah Shutter speed 1/20 Kecepatan Shutter mempengaruhi foto yang dihasilkan. Semakin lambat atau rendah angka Shutter yang diatur foto yang dihasilkan akan semakin terang dan menimbulkan efek blur pada objek foto yang bergerak. Sebaliknya, semakin cepat atau tinggi angka shutternya, foto yang dihasilkan akan semakin gelap. Namun pada objek yang bergerak dalam foto akan menghasilkan efek Freeze atau beku. Foto I-FOTOGRAFI/ Fahrullah Shutter speed 1/800 – 1/1000 Aperture atau diafragma adalah bukaan pada lensa yang mengatur tingkat rendah atau tinggi cahaya yang masuk pada lensa kamera. Ditandai dengan f/angka f/ f/ dst. Untuk mengatur lebar bukaan diafragma yaitu dengan mengubah nilai f/angka pada LCD kamera. Semakin rendah f/angka akan memberikan bukaan yang besar artinya hasil foto akan semakin terang dan menghasilkan ruang tajam yang sempit atau menghasilkan efek Blur atau biasa disebut bokeh pada foto. Sebaliknya, Semakin tinggi f/angka akan memberikan bukaan yang kecil artinya hasil foto akan semakin gelap dan menghasilkan ruang tajam yang luas. Foto I-FOTOGRAFI/Kamilah Emiliah Dalam pengenalan segitiga exposure diatas, pada dasarnya ketiga elemen tersebut akan saling berkaitan untuk menghasilkan gambar yang ciamik dan sesuai dengan apa yang pengguna inginkan, maka dari itu kenali secara baik segitiga exposure dalam fotografi dan dilatih terus-menerus agar menghasilkan gambar/foto sesuai yang diinginkan. Salah satu faktor utama dalam membedakan antara foto yang enak untuk dipandang atau biasa saja adalah komposisi. Atau bagaimana seseorang menempatkan objek dalam sebuah foto. Rule of third memang sebuah aturan baku dan hanya aturan sederhana. Dimana fungsi ini adalah meningkatkan komposisi objek pada gambar, sehingga menarik untuk dilihat. Konsep ini sendiri bertentangan dengan kebiasaan fotografer pemula yang selalu memposisikan objek foto mereka di bagian tengah frame atau dead center. Pengertian Rule Of ThirdsCara Mengaktifkan GridCara Menggunakan Rule of Thirds dalam Fotografi1. Landscape Photography2. Portrait Photography3. Street PhotographyTips Mengatur Segitiga Exposur1. Mengandalkan Light Meter Bawaan Kamera2. Memakai Light Meter Eksternal3. Memakai Metode Sunny 16 Pengertian Rule Of Thirds Istilah rule of thirds atau aturan sepertiga dalam fotografi adalah acuan untuk memposisikan objek di sepertiga bagian dalam foto agar lebih aesthetic. Salah satu teknik komposisi dalam menata objek kedalam frame pada posisi yang pas menurut aturan sepertiga. Pada intinya, prinsip rule of third merupakan teknik membagi bidang foto pada kamera menjadi tiga bagian yang sama besar baik secara horizontal maupun vertikal. Dengan begitu, Anda akan melihat 9 kotak di display kamera dan terdapat 4 titik yang bertemu di tengah bidang. Jadi, jika fotografer memposisikan bagian paling menarik dari sebuah objek di salah satu titik tersebut, maka secara keseluruhan gambar tersebut akan menjadi lebih enak dilihat. Pada dasarnya, hadirnya prinsip ini sangat memudahkan Anda untuk memperoleh foto dengan komposisi baik. Meskipun ada kata rule di dalamnya, namun bukan berarti prinsip tersebut menjadi aturan baku yang perlu Anda gunakan setiap kali memotret objek. Bagi Anda yang sedang mencoba mendalami dunia fotografi, setidaknya harus memahami prinsip rule of thirds ini. Pada tahun 1797, pelukis dari Inggris bernama John Thomas Smith yang pertama kali menuliskan prinsip rule of third pada bukunya yang berjudul Remarks on Rural Scenery. Cara Mengaktifkan Grid Pada kamera digital, Anda bisa dengan mudah menggunakan aturan segitiga. Apalagi pada kamera DSLR, seharusnya Anda bisa dengan mudah memperoleh komposisi foto yang sesuai dengan aturan segitiga. Karena sudah terdapat grid pada layar kamera. Untuk menjumpainya, cari saja opsinya di pengaturan kamera Anda. Belum ada teknik yang pasti untuk menampilkan grid pada kamera digital. Sebab setiap vendor kamera pasti menempatkan fungsi ini di lokasi settingan yang berbeda. Ada satu hal yang pasti yakni garis bantu yang tampil pada layar akan hadir dengan berbagai pilihan. Anda bisa pilih grid yang membagi layar menjadi 9 bagian. Cara Menggunakan Rule of Thirds dalam Fotografi Banyak yang berpendapat, jika prinsip aturan segitiga adalah pembelajaran dasar dalam komposisi fotografi. Ini karena terdapat garis-garis perpotongan yang akan memudahkan Anda dalam menentukan posisi objek pada saat foto. Untuk lebih memahami penggunaan aturan segitiga dalam memotret, di bawah ini terdapat beberapa contoh yang bisa dipakai sesuai dengan gaya fotografinya 1. Landscape Photography Untuk menerapkan aturan segitiga pada gaya fotografi seperti ini, Anda bisa menempatkan objek di titik tengah sebelah kanan serta kedua titik tengah di sebelah bawah atau bisa juga sebaliknya. Dengan memposisikan objek di titik, maka foto yang dihasilkan akan mempunyai bentuk perspektif enak untuk dipandang dan menarik pastinya. Ini disebut juga dengan fotografi landscape. 2. Portrait Photography Pada saat Anda mengambil gambar orang untuk kebutuhan portrait photography, kalau bisa selalu memposisikan objek di salah satu garis vertikal. Anda tidak perlu memposisikan secara tepat pada titik tersebut. Tapi, semakin dekat objek dengan garis, maka semakin bagus juga komposisi foto yang dihasilkan. 3. Street Photography Apabila Anda mau membuat hasil gambar yang lebih menarik, bisa mencoba memposisikan objek mendekati atau pada titik-titik yang menjadi persimpangan garis horizontal dengan vertikal. Namun, untuk mengambil gambar orang yang menjadi objeknya, Anda perlu mengarahkan pandangan matanya supaya foto bisa tampil lebih baik. Pelajari hal ini lebih detail di street photography. Tips Mengatur Segitiga Exposur Ada beberapa tips atau cara untuk mengatur segitiga exposur dalam fotografi. Berikut penjelasannya 1. Mengandalkan Light Meter Bawaan Kamera Cara pertama yang bisa Anda gunakan untuk mengatur exposur fotografi adalah dengan mengaktifkan light meter bawaan kamera. Biasanya lightmeter ini bisa dilihat apabila mode manual diaktifkan. Untuk memperoleh settingan segitiga exposure yang sesuai. Anda bisa menyeting ISO, shutter speed, dan juga aperture. Tepatnya settingan ketiga element ini, bisa dilihat jika garis penunjuk metering kamera ada di posisi tengah. Jika dalam kondisi ini, maka akan menghasilkan foto yang bagus dan terlihat tajam. Namun teknik seperti ini memiliki kekurangan seperti shutter speed harus di bawah 1/30. Meskipun pakai aturan itu, aperture dan ISO-nya sudah mencukupi, namun foto yang ditampilkan oleh objek akan blur. Selain itu, kemampuan light meter akan bergantung sesuai kinerja sensor yang ada. Artinya, pengukuran eksposur dari kamera satu akan berbeda dengan kamera lain. Terutama kalau kedua kamera mempunyai perbedaan ukuran serta kecanggihan sensor yang berbeda jauh. 2. Memakai Light Meter Eksternal Cara kedua yang bisa Anda gunakan untuk mengatur segitiga exposur dalam fotografi adalah dengan menggunakan light meter eksternal kamera. Teknik ini cukup banyak digunakan para fotografer profesional. Ini karena menghasilkan foto yang bagus dan dapat dipertanggung jawabkan. Pemakaian lightmeter eksternal biasanya diterapkan pada teknik Reflected Light Meter. Salah satu metode pengukuran cahaya dengan cara memposisikan lightmeter eksternal pada objek, tujuannya supaya mengetahui settingan eksposur yang diperlukan. Dengan teknik ini, Anda bisa menyalin/mengcopy settingan exposur pada light meter eksternal untuk dicoba pada kamera. Hanya saja kekurangan teknik ini adalah harga barangnya yang terbilang mahal, sekitar 3 jutaan. 3. Memakai Metode Sunny 16 Anda juga bisa memakai teknik sunny 16 untuk mengatur segitiga eksposur. Teknik ini, biasanya dipakai pada zaman kamera analog. Adapun caranya adalah menyeting diafragma di angka 16, lalu diikuti dengan memilih shutter speed dan ISO kamera yang sama. Contohnya dengan f/16, jika Anda memakai ISO 100, maka shutter yang digunakan 1/100 atau 1/125. Meskipun teknik lama, namun masih efektif bahkan ampuh untuk dipakai. Kekurangan pada teknik ini adalah sedikit merepotkan Anda yang memiliki kelemahan dalam matematika. Namun kekurangan tersebut, masih bisa diatasi dengan cara mendownload Sunny 16 di internet, lalu mencetaknya untuk dijadikan bahan contekan. Pemakaian teknik ini sangat membantu Anda yang mempunyai insting kuat untuk meraba cahaya sebelum mengambil foto. Semakin sering memakai teknik ini, maka insting Anda akan semakin mahir dalam merubah tingkat exposur dari objek yang akan diambil. Namun dengan semakin canggihnya teknologi, settingan exposure sudah ada dalam bentuk otomatis. Sehingga Anda bisa menghasilkan gambar yang menarik, bagus dan tajam, yang pastinya bisa dilakukan oleh siapa saja. Menggunakan rule of thirds merupakan hal yang wajar bagi sebagian fotografer, tetapi banyak dari kita membutuhkan sedikit waktu dan latihan agar terbiasa. Tapi ingat, prinsip ini tidak menjadi aturan wajib, karena teknik komposisi foto tergantung selera. Jadi, apakah sudah siap mencoba memakai prinsip aturan sepertiga ketika memotret? Jakarta - Menempatkan drama dalam sebuah alur komposisi fotografi bisa suka-suka. Salah satunya dengan gaya komposisi segitiga emas golden triangle. Tujuannya agar lebih dinamis, tajam dan mendobrak. Beberapa waktu lalu saya menulis tentang komposisi golden spiral. Kekuatan komposisi foto berpusat pada satu titik kemudian mengalir keluar membentuk spiral seperti pusaran air. Alur cerita berupa harmonisasi energi alam sekaligus berdaya ledak sentrifugal yang penuh sensasi. Hanya saja bagi sebagian kalangan alur komposisi tersebut mempunyai kelemahan. Ia dianggap konservatif lantaran sekedar menuruti hukum alam yang stabil dan mapan. "Bentuk geometris tersebut merupakan bentuk paling purba," kritik psikolog John Suller yang meneliti soal komposisi fotografi Photographic Psychology Image and Psyche, 2013. Para kritikus itu kemudian melirik komposisi segitiga emas sebagai salah satu alternatif jawaban. Yakni tidak sekedar memotret subjek atau momen sebagai sebuah kenyataan sehari-hari melainkan dapat merekayasa dan membingkainya secara dinamis. Cityscape kota Munich dijepret dengan memperhatikan garis diagonal imajiner untuk memandu golden triangle. Foto Ari SaputraCiri khas yang yang paling mudah dikenali yakni adanya garis diagonal baik langsung maupun imajiner dari sudut kiri bawah ke kanan atas — atau sebaliknya. Di sepertiga garis diagonal tersebut ditempatkan subjek utama point of interest yang memotong bila ditarik garis serong dan membentuk segitiga. Frame tidak lagi dibelah menjadi dua bagian namun terdapat persinggungan yang berusaha tampil beda dan berani. Akibatnya foto lebih terkesan dinamis karena ada kekuatan lain yang mengiris garis diagonal itu dengan tiba-tiba. "Hubungan garis diagonal dan tepi foto memberi energi yang dinamis dan pergerakan, sesuatu yang naik atau turun. Kekuatannya benar-benar roket yang ditembakkan ke udara dan sebaliknya roler coaster yang jatuh dengan cepat," imbuh profesor dari Universitas Rider New Jersey yang menyukasi fotografi tersebut. Streetphotography dijepret dengan komposisi segitiga emas. Terdapat 2 segitiga di dalam frame ini. Foto Ari SaputraUntuk memperoleh kekuatan itu, langkah pertama yakni menemukan kekuatan garis utama terlebih dahulu. Garis tersebut bisa berupa garis sungguhan, garis panduan atau sekedar imajiner. Garis diagonal menjadi pernyataan utama untuk disampaikan ke audiens. Anda bisa menyatakan dengan lugas maupun tersamar. Kedua, tempatkan subjek utama secara spontan, alami atau direkayasa pada titik sepertiganya. Bisa di sepertiga atas atau bawah. Bisa juga keduanya sekaligus. Lakukan dengan alami dan senyaman mungkin. Kemudian jepret momen tersebut dengan berselera dan dinamis. Bisa benar-benar segitiga emas dari saat menjepret maupun dibuat segitiga emas ketika dikoreksi di komputer cropping. Ketiga, mulailah dari yang sederhana untuk melatih mata menangkap komposisi segitiga emas ini. Bisa dari benda diam seperti gedung, garis, pagar atau apapun di lingkungan rumah. Kemudian tingkatkan pada adegan yang lebih rumit, melibatkan banyak elemen foto, permainan cahaya dan momen yang berlangsung cepat. Pernyataan golden triangle yang lugas ditunjukan dengan garis diagonal pada dinding. Foto Ari SaputraYang paling menarik, bila mata Anda jeli dan sedikit beruntung, meng-capture 2 segitiga emas dalam satu frame bisa diperoleh. 2 golden triangle bakal membuat kekuatan sebuah foto bernilai kuadrat. Seakan antar segitiga saling membetot keluar secara berlawanan dan membuat otak mencernanya lebih variatif dan tidak membosankan. Ari/rou